Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Nasib Pelajaranku Saat Ini

Aneh ya, Di saat teman-teman yang setingkat dengan saya merasakan bahwa pelajaran di jurusan mereka semakin lama semakin menjurus, saya malah merasakan pelajaran di jurusan ini semakin lama semakin abstrak dan tidak jelas mau dibawa ke mana. Tetapi memang seperti itulah yang saya rasakan di jurusan tercinta ini. Satu hal yang saya ketahui adalah semakin tinggi tingkatan kuliah, pelajaran yang saya dapat semakin keluar dari sisi teknis. Kalau mungkin di tingkat 1, 2, atau tingkat 3 awal saya masih sering mendapat pelajaran-pelajaran yang bersifat teknis (seperti pemograman, hitung-menghitung, dll), sekarang ini pelajaran semakin ke arah konseptual (pengertian lain: ngalor-ngidul tidak jelas pun boleh). Setidaknya jurusan ini memberikan penyadaran diri dalam diri saya, sebuah penyadaran yang kalau boleh dibilang cukup pahit, yaitu bahwa saya orang yang berpola pikir eksak (serba pasti) dan sulit mencerna sesuatu yang tidak eksak (seperti ilmu sosial, ekonomi, humaniora dll), mirip den

Choral Community

Seketika saya berpikir mengenai komunitas choral... Maksudnya komunitas orang-orang yang mencintai musik-musik choral. Saya tentu saja akan menjadi salah satu orang di dalamnya... haha Jumlah peminat musik choral memang tidak terlalu besar, tidak seperti penikmat musik pop/jazz/rock atau yang populer saat ini seperti hip-hop dan lain-lain. Umumnya orang-orang menganggap musik choral sebagai musik yang "jadul". Maklum karena kebanyakan lagu choral yang dimaksud orang-orang adalah lagu-lagu paduan suara dari zaman klasik, cenderung statis dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Tapi, menurut penikmat musik choral, justru lagu tersebut yang memiliki citarasa seni yang tinggi. Saya termasuk orang yang mengakui hal itu. Musik-musik klasik menyimpan pesan dan makna yang mendalam di dalam lagunya. Sebagai info, tidak semua lagu choir adalah dari zaman rennaisance - romantic. Ada juga lagu choral yang dibuat pada masa sekarang, yang umumnya kita sebut kontemporer, dan itu tidak ka