Langsung ke konten utama

Choral Community


Seketika saya berpikir mengenai komunitas choral... Maksudnya komunitas orang-orang yang mencintai musik-musik choral. Saya tentu saja akan menjadi salah satu orang di dalamnya... haha

Jumlah peminat musik choral memang tidak terlalu besar, tidak seperti penikmat musik pop/jazz/rock atau yang populer saat ini seperti hip-hop dan lain-lain. Umumnya orang-orang menganggap musik choral sebagai musik yang "jadul". Maklum karena kebanyakan lagu choral yang dimaksud orang-orang adalah lagu-lagu paduan suara dari zaman klasik, cenderung statis dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Tapi, menurut penikmat musik choral, justru lagu tersebut yang memiliki citarasa seni yang tinggi. Saya termasuk orang yang mengakui hal itu. Musik-musik klasik menyimpan pesan dan makna yang mendalam di dalam lagunya.

Sebagai info, tidak semua lagu choir adalah dari zaman rennaisance - romantic. Ada juga lagu choral yang dibuat pada masa sekarang, yang umumnya kita sebut kontemporer, dan itu tidak kalah keren juga. Saya cenderung lebih suka lagu kontemporer tersebut, karena umumnya komposer kontemporer memasukkan banyak efek-efek choral yang kaya dan menarik (tak jarang juga menyentuh perasaan) ke dalam karyanya.

Walau sedikit dalam hal jumlah, namun dalam perasaan saya, komunitas seperti ini dapat tumbuh dengan tingkat keakraban lebih tinggi daripada komunitas lain yang jumlah orangnya lebih besar. Selain karena jumlah orang yang tidak terlalu besar, keakraban juga terjadi karena antar individu memiliki kecintaan yang sama dan cenderung murni (tidak dipengaruhi motif lain selain perasaan cinta tersebut). Mereka bersama-sama merasakan keindahan dari lagu-lagu choral yang unik, dan bagi saya pribadi lagu choral mampu menyentuh dan mendamaikan jiwa lebih efektif dari lagu lain... sangat dalam.

Pengalaman saya saat mengikuti kompetisi choir dan bertemu kontestan lain dari berbagai negara, awalnya saya mengira kompetisi itu layaknya kompetisi2 lainnya dimana antar kontestan saling menunjukkan "persaingan". Tapi kenyataannya, setiap kontestan bisa sangat akrab dan bersikap supportive satu sama lain. Setelah pengumuman pemenang, tidak ada yang saling menyalahkan, malah kita bernyanyi bersama semua kontestan, dan "congratulate" yang menang. Hal tersebut seperti menunjukkan betapa indahnya dunia apabila semua orang saling akrab dan mendukung satu sama lain. :)

Ingin rasanya untuk berkenalan dan berteman dengan orang-orang dari berbagai tempat, berbagai belahan dunia, yang sama-sama memiliki kecintaan terhadap musik choral :)

"Because music is the universal language"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi Mall

Orang Indonesia khususnya orang Jakarta pasti sudah tidak asing dengan mall . Jenis pusat perbelanjaan ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jakarta saat ini. Dari tujuan awalnya   yaitu sebagai tempat untuk melakukan transaksi/perdagangan, mall  saat ini telah berkembang sebagai tempat yang tidak hanya memfasilitasi kegiatan perdagangan, tetapi juga sebagai tempat nongkrong , ruang publik  untuk menyuarakan aspirasi, hingga sebagai gaya hidup masyarakat. Terinspirasi dari sebuah pembicaraan, saya ingin membuat klasifikasi mall-mall yang ada di Indonesia. Ternyata tidak semua mall di Indonesia itu sama loh! Mall  di Indonesia ada bermacam-macam jenisnya bergantung pada strategi pendiri mall tersebut, yang disesuaikan pula dengan tujuan dibangunnya mall, demografi dari konsumen , dan hal-hal penting lainnya. Berikut klasifikasi-klasifikasi mall  berdasarkan hasil pemikiran pribadi (sengaja contoh tidak diberikan untuk menghinda...

Perbandingan sistem SKS di Indonesia (ITB) dan ECTS di Belanda (TU Delft), dan alasan mengapa banyak yang merasa kuliah di Belanda lebih berat daripada di Indonesia.

"Lebih berat kuliah di Indonesia atau kuliah di Belanda?" Banyak pertanyaan semacam itu dikemukakan oleh orang-orang yang penasaran bagaimana rasanya menempuh studi Magister di negeri kincir angin ini. Bagi sebagian besar orang yang sedang sama-sama menempuh kuliah di sini (secara spesifik di TU Delft) dan sebelumnya menempuh pendidikan S1 di Indonesia, beban kuliah di sini rasanya lebih banyak daripada beban kuliah di Indonesia. Saya pun kurang lebih merasakan hal tersebut. Namun, opini-opini tersebut masih berupa sekumpulan argumen yang bersifat kualitatif. Apakah ada penjelasan kuantitatif yang mendukung pendapat beban studi di Belanda lebih besar daripada beban studi di Indonesia? Saya akan mencoba membahasnya di sini. Perguruan tinggi di Indonesia mengenal sistem Satuan Kredit Semester (SKS) untuk mengukur beban studi mahasiswa dalam menempuh kuliah. Saya kurang tahu apakah sistem SKS berlaku sama atau berbeda-beda antar perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karen...

Nasib Pelajaranku Saat Ini

Aneh ya, Di saat teman-teman yang setingkat dengan saya merasakan bahwa pelajaran di jurusan mereka semakin lama semakin menjurus, saya malah merasakan pelajaran di jurusan ini semakin lama semakin abstrak dan tidak jelas mau dibawa ke mana. Tetapi memang seperti itulah yang saya rasakan di jurusan tercinta ini. Satu hal yang saya ketahui adalah semakin tinggi tingkatan kuliah, pelajaran yang saya dapat semakin keluar dari sisi teknis. Kalau mungkin di tingkat 1, 2, atau tingkat 3 awal saya masih sering mendapat pelajaran-pelajaran yang bersifat teknis (seperti pemograman, hitung-menghitung, dll), sekarang ini pelajaran semakin ke arah konseptual (pengertian lain: ngalor-ngidul tidak jelas pun boleh). Setidaknya jurusan ini memberikan penyadaran diri dalam diri saya, sebuah penyadaran yang kalau boleh dibilang cukup pahit, yaitu bahwa saya orang yang berpola pikir eksak (serba pasti) dan sulit mencerna sesuatu yang tidak eksak (seperti ilmu sosial, ekonomi, humaniora dll), mirip den...