Langsung ke konten utama

Dear Bloggy,

Sudah 2 hari ini gw ngerasa kurang enak badan ==" kecapaian habis konser mungkin benar-benar terasa hingga sekarang. Bahkan hal tersebut sudah menganggu nafsu makan gw (bayangin hari ini gw cuma makan siang doang) dan pencernaan gw (baca : men****)

Seperti biasa, yang namanya hari sabtu identik dengan yang namanya latihan... Yak, latihan ICT. Jadi ceritanya latihan ini adalah latihan untuk menghadapi kompetisi paduan suara "Guido d'Arezzo" di Italia "yang katanya bergengsi itu" bulan September mendatang. Jujur latihan semacam ini yang sudah menyita waktu cukup banyak setidaknya selama satu semester ini. Woow, capek fisik dan mental lah pokonya hehe. But, walaupun capek tetapi selalu ada kesenangan yang bisa diraih setiap waktunya ^^


Oya, latihan hari ini cukup menarik dan "lain" daripada latihan-latihan sebelumnya. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena hari ini ada pelatihan bahasa Jepang, dan yang mengajarkan adalah asli orang Jepangnya (wooow). Well, ceritanya dia itu bernama Koji (gender : cowo), temannya Kak Jukie. Dia adalah seorang exchange student dari Tokyo University of Science. Jadi, selama 1 tahun dia belajar management di kampus gw dan ceritanya tanggal 5 juni nanti dia balik ke Jepang karena sudah menempuh satu tahun itu. Benar-benar baik dia mau mengajari pronounciation lagu Jepang ke kami-kami orang yang buta Jepang sama sekali, walau akhirnya dia juga sedikit menemui tantangan karena lagu Jepang itu berbahasa "lokalnya" Jepang (bukan Jepang yang biasa dipakai), yah kalau dianalogikan seperti antara bahasa Indonesia dengan bahasa NTT lah (inspired from mas Ben). Dia juga sabar (gw yang malu sebenarnya karena acaranya mulai telat, nungguin orang2 datang dulu @@~).
Sensei Koji, semoga pengajaranmu membuahkan hasil bagi kami semua!! Ganbatte Kudasai!
Sekian untuk hari ini, yang pasti hari ini gw ga begitu "in the good mood" karena ga enak badan itu... hehe, maaf ya bagi yang kurang berkenan... *begging

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi Mall

Orang Indonesia khususnya orang Jakarta pasti sudah tidak asing dengan mall . Jenis pusat perbelanjaan ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jakarta saat ini. Dari tujuan awalnya   yaitu sebagai tempat untuk melakukan transaksi/perdagangan, mall  saat ini telah berkembang sebagai tempat yang tidak hanya memfasilitasi kegiatan perdagangan, tetapi juga sebagai tempat nongkrong , ruang publik  untuk menyuarakan aspirasi, hingga sebagai gaya hidup masyarakat. Terinspirasi dari sebuah pembicaraan, saya ingin membuat klasifikasi mall-mall yang ada di Indonesia. Ternyata tidak semua mall di Indonesia itu sama loh! Mall  di Indonesia ada bermacam-macam jenisnya bergantung pada strategi pendiri mall tersebut, yang disesuaikan pula dengan tujuan dibangunnya mall, demografi dari konsumen , dan hal-hal penting lainnya. Berikut klasifikasi-klasifikasi mall  berdasarkan hasil pemikiran pribadi (sengaja contoh tidak diberikan untuk menghinda...

Perbandingan sistem SKS di Indonesia (ITB) dan ECTS di Belanda (TU Delft), dan alasan mengapa banyak yang merasa kuliah di Belanda lebih berat daripada di Indonesia.

"Lebih berat kuliah di Indonesia atau kuliah di Belanda?" Banyak pertanyaan semacam itu dikemukakan oleh orang-orang yang penasaran bagaimana rasanya menempuh studi Magister di negeri kincir angin ini. Bagi sebagian besar orang yang sedang sama-sama menempuh kuliah di sini (secara spesifik di TU Delft) dan sebelumnya menempuh pendidikan S1 di Indonesia, beban kuliah di sini rasanya lebih banyak daripada beban kuliah di Indonesia. Saya pun kurang lebih merasakan hal tersebut. Namun, opini-opini tersebut masih berupa sekumpulan argumen yang bersifat kualitatif. Apakah ada penjelasan kuantitatif yang mendukung pendapat beban studi di Belanda lebih besar daripada beban studi di Indonesia? Saya akan mencoba membahasnya di sini. Perguruan tinggi di Indonesia mengenal sistem Satuan Kredit Semester (SKS) untuk mengukur beban studi mahasiswa dalam menempuh kuliah. Saya kurang tahu apakah sistem SKS berlaku sama atau berbeda-beda antar perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karen...

Nasib Pelajaranku Saat Ini

Aneh ya, Di saat teman-teman yang setingkat dengan saya merasakan bahwa pelajaran di jurusan mereka semakin lama semakin menjurus, saya malah merasakan pelajaran di jurusan ini semakin lama semakin abstrak dan tidak jelas mau dibawa ke mana. Tetapi memang seperti itulah yang saya rasakan di jurusan tercinta ini. Satu hal yang saya ketahui adalah semakin tinggi tingkatan kuliah, pelajaran yang saya dapat semakin keluar dari sisi teknis. Kalau mungkin di tingkat 1, 2, atau tingkat 3 awal saya masih sering mendapat pelajaran-pelajaran yang bersifat teknis (seperti pemograman, hitung-menghitung, dll), sekarang ini pelajaran semakin ke arah konseptual (pengertian lain: ngalor-ngidul tidak jelas pun boleh). Setidaknya jurusan ini memberikan penyadaran diri dalam diri saya, sebuah penyadaran yang kalau boleh dibilang cukup pahit, yaitu bahwa saya orang yang berpola pikir eksak (serba pasti) dan sulit mencerna sesuatu yang tidak eksak (seperti ilmu sosial, ekonomi, humaniora dll), mirip den...