Langsung ke konten utama

Proposal ITB Cultural Tour

Kerjaan selama liburan : Menyebarkan proposal untuk sponsor ITB Cultural Tour (ICT)

Dengan harapan tim ICT dapat mengikuti kompetisi internasional paduan suara “Guido de’Arezzo” di Arezzo, Italia dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia serta memperkenalkan budaya Indonesia (ciyeh!), maka tim ICT (including me @_@) berupaya menggalang dana dengan menyebarkan proposal sponsor.

Ada 2 jenis proposal:
  1. Proposal besar
  2. Proposal kecil.
(Penasaran? Tanya saja silakan hehe!)
Tentu saja dipersilakan bagi siapapun (perusahaan, organisasi, maupun perorangan) yang ingin berkontribusi dana untuk memajukan prestasi dan kebudayaan anak Bangsa di mata Internasional.
Dan tentunya juga kerjasama berupa kontraprestasi yang pasti menjanjikan bagi pihak Sponsor :)
Jadi, tidak ada alasan untuk tidak tertarik kan? :p

~we win, you happy~

n.b.: Tuhan, semoga banyak sponsor yang bersedia membantu… Amin

Komentar

  1. hai, saya Gema. Saya adalah anggota Paduan Suara Universitas Paramadina Jakarta. Paduan Suara kami ingin mengadakan konser dan mengikuti kompetisi. boleh tidak kami meminta contoh proposal dari tim ICT sebagai bahan bg kami untuk membuat proposal yang akan ditujukan kepada sponsor. kalau boleh bisa dikimkan ke email saya gemawahyudi@gmail.com . Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah maaf, saya baru lihat sekarang. Kebetulan saya tidak meng-upload semua halaman proposal, dan proposal yang tercetak sudah habis. Jadi saya tidak punya file proposal lagi. Maaf kalau tidak dapat memberikan contoh proposalnya. :(

      Tapi melihat proposal kemarin sih, informasi yang kita masukkan antara lain:
      1. Profil Paduan Suara
      2. Penjelasan mengenai kegiatan yang dilakukan (termasuk konser2 yang menjadi rangkaian kegiatan kompetisi kalau ada)
      3. Struktur Panitia
      4. Jadwal Kegiatan
      5. Anggaran
      6. Kontraprestasi
      Nah kontraprestasi ini sih yang menurut saya bagian paling pentingnya, karena menjelaskan jenis2 dan level sponsorship yang ada dan apa yang didapatkan oleh sponsor bila mengambil jenis sponsorship tertentu. Sampai dispesifikasi kalau pasang baliho ukurannya sekian meter kali sekian meter, dll.

      Isinya segitu saja sih sebenarnya, sisanya kita pasang foto-foto PSM selama pengalaman-pengalaman sebelumnya dan desain proposal yang menarik (makanya jadi banyak ukiran-ukirannya di foto proposal di atas hehe).

      Semoga menginspirasi :)

      Hapus

Posting Komentar

Please comment below:

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi Mall

Orang Indonesia khususnya orang Jakarta pasti sudah tidak asing dengan mall . Jenis pusat perbelanjaan ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jakarta saat ini. Dari tujuan awalnya   yaitu sebagai tempat untuk melakukan transaksi/perdagangan, mall  saat ini telah berkembang sebagai tempat yang tidak hanya memfasilitasi kegiatan perdagangan, tetapi juga sebagai tempat nongkrong , ruang publik  untuk menyuarakan aspirasi, hingga sebagai gaya hidup masyarakat. Terinspirasi dari sebuah pembicaraan, saya ingin membuat klasifikasi mall-mall yang ada di Indonesia. Ternyata tidak semua mall di Indonesia itu sama loh! Mall  di Indonesia ada bermacam-macam jenisnya bergantung pada strategi pendiri mall tersebut, yang disesuaikan pula dengan tujuan dibangunnya mall, demografi dari konsumen , dan hal-hal penting lainnya. Berikut klasifikasi-klasifikasi mall  berdasarkan hasil pemikiran pribadi (sengaja contoh tidak diberikan untuk menghinda...

Perbandingan sistem SKS di Indonesia (ITB) dan ECTS di Belanda (TU Delft), dan alasan mengapa banyak yang merasa kuliah di Belanda lebih berat daripada di Indonesia.

"Lebih berat kuliah di Indonesia atau kuliah di Belanda?" Banyak pertanyaan semacam itu dikemukakan oleh orang-orang yang penasaran bagaimana rasanya menempuh studi Magister di negeri kincir angin ini. Bagi sebagian besar orang yang sedang sama-sama menempuh kuliah di sini (secara spesifik di TU Delft) dan sebelumnya menempuh pendidikan S1 di Indonesia, beban kuliah di sini rasanya lebih banyak daripada beban kuliah di Indonesia. Saya pun kurang lebih merasakan hal tersebut. Namun, opini-opini tersebut masih berupa sekumpulan argumen yang bersifat kualitatif. Apakah ada penjelasan kuantitatif yang mendukung pendapat beban studi di Belanda lebih besar daripada beban studi di Indonesia? Saya akan mencoba membahasnya di sini. Perguruan tinggi di Indonesia mengenal sistem Satuan Kredit Semester (SKS) untuk mengukur beban studi mahasiswa dalam menempuh kuliah. Saya kurang tahu apakah sistem SKS berlaku sama atau berbeda-beda antar perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karen...

Nasib Pelajaranku Saat Ini

Aneh ya, Di saat teman-teman yang setingkat dengan saya merasakan bahwa pelajaran di jurusan mereka semakin lama semakin menjurus, saya malah merasakan pelajaran di jurusan ini semakin lama semakin abstrak dan tidak jelas mau dibawa ke mana. Tetapi memang seperti itulah yang saya rasakan di jurusan tercinta ini. Satu hal yang saya ketahui adalah semakin tinggi tingkatan kuliah, pelajaran yang saya dapat semakin keluar dari sisi teknis. Kalau mungkin di tingkat 1, 2, atau tingkat 3 awal saya masih sering mendapat pelajaran-pelajaran yang bersifat teknis (seperti pemograman, hitung-menghitung, dll), sekarang ini pelajaran semakin ke arah konseptual (pengertian lain: ngalor-ngidul tidak jelas pun boleh). Setidaknya jurusan ini memberikan penyadaran diri dalam diri saya, sebuah penyadaran yang kalau boleh dibilang cukup pahit, yaitu bahwa saya orang yang berpola pikir eksak (serba pasti) dan sulit mencerna sesuatu yang tidak eksak (seperti ilmu sosial, ekonomi, humaniora dll), mirip den...